Bermain di Camp Nou, anak asuhan Jose Mourinho memiliki keunggulan aggregat dua gol yang didapat dari kemenangan pada pertemuan pertama (21/4). Berbekal keunggulan inilah Inter Milan bertekad menyingkirkan Barcelona dan pergi ke Bernabeu untuk menjalani laga final Liga Champion.
Kegembiraan tidak dapat disembunyikan pelatih Inter Milan, Jose Mourinho. The Special One langsung berlari ke tengah lapangan begitu peluit panjang dibunyikan oleh wasit Frank de Bleeckerre. Kendati timnya kalah 0-1 pada leg kedua babak semifinal Liga Champion, Kamis (29/4) dinihari WIB pelatih kelahiran Portugal tersebut seperti merayakan kemenangan. Keberhasilan menyingkirkan sang juara bertahan, Barcelona, dianggap sebagai prestasi yang melebihi kemenangan itu sendiri. Terlebih pencapaian itu dilakukan di Camp Nou, rumah bagi pasukan El Blaugrana. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika Mourinho menyebut para pemainnya sebagai pahlawan. Prestasi ini juga ditambah dengan fakta bahwa Inter Milan telah menunggu lama untuk mencapai babak final Liga Champion. Sejak 1972 Nerazzurri belum pernah lagi merasakan bermain di partai puncak Liga Champion.
"Kami adalah pahlawan. Kami telah bermandikan darah pada laga ini. Aku berterimakasih pada semua pemain Internazionale, baik yang berada di lapangan maupun yang menyaksikan pertandingan ini dari rumah. Kejadian ini adalah peristiwa yang besar dan patut dirayakan. Kami layak mendapatkan penghormatan dari pendukung setia kami, sambutlah kami begitu kami tiba di bandara nanti," ujar Mourinho pada RAI, Kamis (29/4).
Mourinho mengakui bahwa perasaan ketika berhasil menyingkirkan Barcelona adalah perasaan yang sangat indah, lebih indah dari perasaannya sewaktu menjuarai kejuaraan Liga Champion itu sendiri. Sebelumnya, pelatih yang pernah menjadi asisten Sir Bobby Robson ini pernah mengantarkan FC Porto menjadi juara Liga Champion pada 2004. Namun, Mourinho mengakui bahwa apa yang dirasakannya kali ini jauh melebihi ketika dia berhasil membawa Porto juara.
"Aku sangat bergembira. Aku sudah pernah menjuarai kejuaraan ini sebelumnya (2004). Tapi, saat ini aku merasa lebih senang dibandingkan waktu itu (juara Liga Champion). Perbedaannya adalah pada waktu itu aku tahu kalau aku sudah menang pada saat pertandingan tinggal masih menyisakan waktu 30 menit lagi, namun di pertandingan ini. Aku mesti menunggu hingga peluit panjang dibunyikan," ungkap Mourinho.
Perihal permainan anak asuhnya pada laga (29/4) dinihari WIB tersebut. Penampilan cemerlang Julio Cesar di bawah gawang Inter mendapat pujian dari Mou. Memang, Cesar beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang. Tendangan Xavi Hernandez dari luar kotak penalti dapat dipatahkan oleh kiper tim nasional Brasil tersebut. Begitu juga tendangan keras Lionell Messi, dapat dengan tepat jatuh ke pelukan Cesar. Gerakan memotong bola yang diperagakan Cesar juga membuat anak-anak asuh Pep Guardiola frustasi. Selain itu juga Mou menyoroti masalah dikeluarkannya salah satu pemain tengah Inter, Thiago Motta pada menit ke 28.
"Aku tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya pertandingan ini. Melawan Barcelona dengan pemain yang masih lengkap saja sulit, lalu bagaimana hanya dengan 10 pemain? tetapi anak-anak (pemain Inter) melakukannya dengan baik. Malahan, sebenarnya kami seharusnya dapat memetik hasil seri. Julio Cesar bermain dengan sangat bagus. Dia membuat kami terlihat bermain dengan sebelas pemain," puji Mourinho.
Terlepas dari keberhasilan anak-anak asuhannya menyingkirkan Barcelona. Sebenarnya, Mou masih punya beberapa pertandingan lain yang mesti dipersiapkan. Sebelum bertemu Bayern Muenchen di final Liga Champion pada 22 Mei 2010 di Bernabeu, Nerazzurri mesti berhadapan dengan Lazio pada lanjutan Liga Italia di hari Minggu (2/5) mendatang. La Beneamata juga akan ditantang Roma dalam partai puncak Coppa Italia pada hari Rabu (5/5) .
sumber: http://www.bolanews.com/liga/liga-champion/7416-Mou-Kami-Adalah-Pahlawan.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Mou: Kami Adalah Pahlawan"
Posting Komentar